Kapolres Malang Tak Pernah Perintah Tembak Gas Air Mata

Kapolres Malang

FENOMENA VIRAL – Berita viral sepak bola Indonesia masih menjadi perbincangan hangat. Kapolres Malang nonaktif tidak pernah perintahan tembak gas air mata.

Kapolres Malang tak perintahkan tembak gas air mata untuk membubarkan kerusuhan penonton sepak bola di stadion Kanjuruhan Malang.

Kompolnas, Albertus Wahyurudhanto menyatakan, tidak ada perintah langsung dari Kapolres Malang nonaktif AKBP Ferli Hidayat untuk melepaskan tembakan gas air mata di Stadion Kanjuruhan.

Kompolnas telah melakukan konfirmasi langsung kepada Kapolres Malang nonaktif AKBP Ferli Hidayat terkait penggunaan gas air mata untuk mengurai massa.

“Tidak ada perintah dari Kapolres untuk melakukan penguraian massa dengan tindakan excessive dengan gas air mata, tidak ada,” ucapnya, mengutip laporan Antara.

Kata dia, Kapolres Malang nonaktif AKBP Ferli Hidayat telah menjalankan tugasnya secara prosedural, yang mana sudah ada tindakan antisipasi.

Yaitu dengan memberikan arahan langsung kepada para personel yang bertugas saat apel sebelum pertandingan.

Menurut Wahyu, tindakan pencegahan sudah Kapolres Malang nonaktif AKBP Ferli Hidayat lakukan sebelum laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya.

“Arahan sudah tersampaikan saat apel lima jam sebelumnya. Jadi ini memang kami melihat ada tindakan preventif yang sudah dilakukan, dari internal kepolisian, kapolres melihat secara prosedural sudah dijalankan,” ujar Wahyu.

Selain tidak ada perintah untuk melepaskan tembakan gas air mata untuk mengurai massa tersebut, Kapolres Malang nonaktif AKBP Ferli Hidayat juga tidak menutup dan mengunci pintu keluar dari Stadion Kanjuruhan.

“Sudah kami konfirmasi Kapolres, bahwa tidak ada perintah untuk menutup pintu. Sehingga harapannya memang 15 menit (sebelum pertandingan usai) itu di buka. Tetapi tidak di ketahui mengapa ada pintu terkunci,” tutur Wahyu.

Selain itu, Polres Malang juga telah menyiapkan dua kendaraan Barakuda milik Brimob Polda Jawa Timur untuk dipergunakan tim tamu saat datang maupun meninggalkan Stadion Kanjuruhan.

Kendaraan itu untuk pengamanan para pemain dan ofisial Persebaya. “Tetapi dalam pelaksanaannya, Barakuda tidak bisa keluar karena massa di luar sangat banyak. Kejadian pertama, mobil tidak bisa keluar dan kedua di dalam juga ramai,” ucapnya.