Viral  

Mantan PM Pakistan Imran Khan Jadi Korban Penembakan

Imran Khan

FENOMENA VIRAL – Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan Niazi menjadi korban penembakan hingga mengalami luka cukup serius dibagian kakinya, Kamis.

Imran Khan Niazi adalah politikus dan pemain kriket Pakistan yang terkemuka. Ia menjadi kapten tim kriket Pakistan dari 1971 hingga 1992 dan menjuarai Piala Dunia Kriket 1992.

Imran Khan Niazi mengalami luka tembak di bagian kaki dalam satu serangan terhadap iring-iringannya yang memprotes pemerintah. Berikut informasi lengkapnya.

Para pembantu dan orang-orang terdekat Imran Khan Niazi menyebut, kasus penembakan tersebut sebagai upaya pembunuhan oleh para pesaingnya.

Penembakan terhadap Imran Khan terjadi di Wazirabad yang berjarak hampir 200 kilometer dari ibu kota Pakistan, Islamabad.

Di kota yang terletak di Punjab itu, Khan yang kehilangan kursi perdana menterinya melalui pemungutan suara oleh parlemen pada April ini sudah selama enam hari melancarkan gerakan protes.

Ketika penembakan terjadi, Khan sedang berdiri dan melambai-lambaikan tangan dari atap sebuah truk kontainer ke arah ribuan pendukungnya yang bersorak-sorak.

“Itu jelas-jelas percobaan pembunuhan. Khan terkena, tapi keadaan beliau stabil. Berdarah banyak,” kata Fawad Chaudury, juru bicara partai pimpinan Khan, Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), kepada Reuters.

“Kalau saja si penembak tidak dihentikan oleh orang-orang di sana, seluruh pimpinan PTI kemungkinan akan terbunuh,” ujarnya.

Asisten Khan lainnya, Asad Umur, mengatakan para dokter mengatakan kepadanya bahwa pemimpin mereka itu sudah tidak lagi berada dalam bahaya.

Dalam pernyataan melalui video, Umar mengatakan Khan meyakini bahwa Perdana Menteri Shehbaz Sharif dan pejabat intelijen Mayor Jenderal Faisal Naseer berada di belakang serangan itu.

Umar tidak memberikan bukti apa pun untuk mendukung tuduhan tersebut.

Menteri Informasi Pakistan Marriyum Aurangzeb menyebutkan seorang tersangka sudah di tahan dalam kasus penyerangan pada Kamis itu.

Namun, Aurangzeb, yang berbicara atas nama pemerintah, tidak segera menanggapi permintaan tanggapan terkait dengan tuduhan Umar tersebut.

PM Sharif mengutuk keras penembakan itu dan memerintahkan penyelidikan segera. Bagian urusan media pada militer Pakistan belum menanggapi permintaan komentar soal tuduhan terhadap Naseer.

Melalui pernyataan sebelumnya, militer menyebut penembakan itu “sangat dikutuk”.

Khan (70 tahun) pernah menuding militer mendukung rencana penggulingan dirinya dari kursi kekuasaan. Pekan lalu, militer mengadakan konferensi pers untuk mengeluarkan bantahan atas tudingan tersebut.

Seorang saksi mata bernama Qazzafi Butt mengatakan kepada Reuters bahwa ia mendengar suara-suara tembakan. Setelah itu, dia melihat Imran Khan dan para pembantunya jatuh ke truk.

“Kemudian, satu pria mengeluarkan tembakan tunggal, tapi langsung dibekuk oleh seorang aktivis dari partai Khan,” kata Butt.

Dalam sebuah video yang disebut terkait dengan penembakan itu, seorang pria bersenjata pistol terlihat dibekuk dari belakang oleh seseorang dari dalam kerumunan. Pria itu kemudian berusaha melarikan diri.

Video itu sendiri ditayangkan oleh berbagai saluran media, namun tidak dapat diverifikasi Reuters.

Saluran-saluran televisi itu memperlihatkan sosok si tersangka penembakan, yang tampaknya berusia 20-an atau 30-an tahun.

Tersangka yang mengaku melakukan aksinya seorang diri itu mengatakan dia ingin membunuh Khan. “Dia (Khan) menyesatkan rakyat, dan saya tidak tahan soal itu,” kata tersangka dalam tayangan video tersebut.

Menteri informasi memastikan bahwa video itu direkam oleh polisi. Belum ada orang yang didakwa atas serangan tersebut.

Salah satu anggota partai pimpinan Khan mengatakan ada sejumlah laporan yang menyebutkan bahwa satu orang tewas dalam serangan pada Kamis itu.

Khan telah mengobarkan antusiasme banyak orang selama perjalanannya menuju Islamabad dalam kampanyenya untuk menggulingkan pemerintahan Sharif.

Setelah didepak dari jabatannya sebagai perdana menteri, Khan juga dikenai hukuman oleh komisi pemilihan Pakistan karena menjual hadiah-hadiah milik negara secara tidak sah. Ia membantah tuduhan tersebut.