Mengapa Banten Memisahkan Diri dari Jawa Barat? Ini Alasannya

sejarah banten

FENOMENA VIRAL Mengapa Banten memisahkan diri dari Jawa Barat? Temukan jawaban dan alasan kenapa Banten pisah dari Jawa Barat sebagai berikut.

Secara kebudayaan sudah berbeda dan administrasi pemerintahan Bandung ke Serang sangat jauh ketimbang Bandung ke Cirebon. Karena secara lahan, Banten ini sangat luas.

Wilayah Banten membentang dari ujung kulon, Serang sampai Tangerang yang berbatasan dengan Jakarta. Itulah alasan mengapa Banten memisahkan diri dari Jawa Barat.

Keinginan masyarakat Banten untuk memisahkan diri dari Jawa Barat sebenarnya sudah muncul sejak tahun 1950 dan Orde Baru. Namun perjuangan itu selalu menemui kegagalan.

Setelah reformnasi, Banten akhirnya menemukan momentum pemisahakan diri dari Jawa Barat. Pada 4 Oktober 2000, Banten telah secara resmi menjadi wilayah provinsi tersendiri.

Terdapat tiga alasan utama, yaitu ketertinggalan pembangunan, angka kemiskinan yang tinggi, dan masalah keterbelakangan pendidikan.

Banten memiliki tingkat kesenjangan yang tinggi dengan sejumlah daerah lain di Jawa Barat, terutama Serang, Pandeglang, serta Lebak.

Melalui pembentukan provinsi Banten, rakyat ingin percepatan kesejahteraan. Meskipun setelah provinsi Banten lahir, tidak serta merta menjadi daerah maju.

Alasan lain kenapa Banten pisah dari Jawa Barat adalah status istimewa yang diberikan pemerintah kepada Yogyakarta dan Aceh.

Masyarakat Banten merasa dahulu bersama Kesultanan Banten memiliki jasa besar di pertempuran melawan Belanda sehingga layak juga mendapatkan status daerah istimewa.

Bahkan, di tahun 1949 pernah berdiri sendiri melawan blokade Belanda sampai haru mengeluarkan mata uang sendiri.

Jauh sebelum Negara Indonesia ada, Banten sudah dikenal luas sebagai kawasan perdagangan yang maju di abad ke-14 atau sekitar tahun 1330.

Setelah kemerdekaan, Banten menjadi provinsi ke-30 di Indonesia pada tahun 2000 melalui UU Nomor 23 Tahun 2000.

Sebelumnya, Banten hanya setingkat kabupaten/kotamadya di Jawa Barat yang miskin dan terbelakang dengan disparitas yang tinggi dibandingkan daerah lainnya.