FENOMENAVIRAL.COM – Belakangan ini nasi minyak viral di media sosial TikTok. Konten video nasi minyak viral di Tiktok ini langsung menjadi topik perbincangan hangat warganet.
Nasi minyak merupakan makanan khas Sumatra Selatan. Kuliner Palembang ini berupa olahan nasi yang dimasak dengan minyak samin bersama rempah-rempah khas Nusantara dan Timur Tengah.
Sekilas, nasi minyak memiliki tampilan yang mirip nasi kebuli dari Timur Tengah. Hal ini karena nasi minyak merupakan sajian khas Palembang yang mendapat pengaruh dari Timur Tengah.
Nasi minyak umumnya disajikan dengan berbagai pelengkap lain, seperti daging malbi, sate pentol, ayam goreng, acar timun, kismis, dan sambal nanas. Sajian ini memiliki cita rasa gurih khas rempah Timur Tengah dengan aroma bumbu yang kuat.
Nasi minyak umumnya disajikan saat ada acara tertentu, seperti pesta pernikahan, syukuran, Idulfitri, Iduladha, dan lainnya. Sajian ini banyak ditemukan di seluruh Provinsi Sumatra Selatan dan Jambi.
Mengutip dari beberapa sumber, nasi minyak merupakan kuliner hasil asimilasi budaya antara budaya lokal Melayu Palembang dan pendatang Arab. Pasalnya, dahulu banyak pendatang dari Arab yang menetap di kawasan Pasar Kuto, Palembang.
Seperti yang tertulis sebelumnya, nasi minyak merupakan adaptasi dari nasi kebuli yang cita rasanya disesuaikan dengan lidah orang Indonesia. Nasi kebuli umumnya menggunakan beras basmati sebagai bahan utama, sedangkan nasi minyak menggunakan beras lokal.
Selain itu, nasi minyak biasanya juga menggunakan santan kelapa sebagai pengganti susu kambing atau susu sapi sebagai bumbu. Adapun nasi minyak yang ada di Jambi biasanya disantap bersama dengan kuah kari.
Pada zaman dahulu, nasi minyak merupakan makanan istimewa yang hanya disajikan untuk lingkungan keluarga Kesultanan Palembang Darussalam. Saat itu, nasi minyak menjadi sajian rutin bagi Sultan Palembang setiap Jumat usai menunaikan ibadah salat Jumat.
Nasi minyak juga sering disajikan untuk tamu-tamu agung yang berkunjung ke wilayah Kesultanan Palembang Darussalam. Kini, nasi minyak sudah tidak seeksklusif dulu. Nasi minyak sudah bisa dinikmati oleh masyarakat umum di acara-acara khusus ataupun hari-hari biasa.
Tips Aman Makan Nasi Minyak Viral di TikTok
Hidangan nasi yang dibanjur minyak jelantah tengah viral di TikTok. Penjualan nasi minyak tersebut mulai ramai dibicarakan beberapa hari terakhir.
Warganet pun terbelah soal keamanan nasi minyak. Sebagian besar menyebut makanan tersebut tidak sehat dan malah berpotensi menimbulkan penyakit.
Bagaimana tidak, penjual menggunakan minyak jelantah dalam takaran yang cukup banyak sebagai campuran bumbu dan sambal untuk pendamping lauk yang disajikan. Lalu, apa kata ahli?
Ketua Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Jawa Timur, Agus Sri Wardoyo menjelaskan makanan bercampur minyak jelantah bisa membahayakan kesehatan jika dikonsumsi terlalu sering. Minyak jelantah adalah minyak bekas yang telah dipakai berulang kali dan mengalami pemanasan dengan suhu tinggi.
Dr Agus menjelaskan, mengonsumsi minyak jelantah tersebut secara berlebihan akan berdampak pada kesehatan. Kebiasaan itu dapat meningkatkan kadar kolesterol, yang bisa mendorong tombulnya penyakit seperti jantung dan hipertensi.
“Selain itu, karena dipanaskan berulang-ulang, minyak jelantah juga bersifat karsinogenik yang artinya menimbulkan potensi kanker,” jelas dr Agus.
Namun demikian, menurut dr Agus, bukan berarti masyarakat tidak boleh sama sekali mengonsumsi nasi minyak. Sebaliknya, boleh saja memakannya asalkan tidak terlalu sering.
“Yang sejenis nasi minyak yang full jelantah memang sebaiknya lebih jarang dikonsumsi. Mungkin sebulan sekali,” ujarnya.
Dr Agus menyebut, prinsip yang perlu digunakan dalam mengonsumsi makanan tinggi kolesterol serupa nasi minyak adalah batasi, nikmati, dan imbangi. Artinya, selain perlu membatasi frekuensi makannya, masyarakat juga perlu mengimbangi dengan banyak mengasup sayuran dan berolahraga.
“Jadi kalau hanya sesekali, dan dilengkapi dengan sayur dan olahraga atau aktivitas fisik, tentu tidak apa-apa (mengonsumsi nasi minyak sesekali),” tutur dr Agus.