Penyakit Leptospirosis Bikin 55 Warga Jawa Tenggah Meninggal

Leptospirosis

FENOMENA VIRAL – Leptospirosis merupakan penyakit yang timbul dari bakteri melalui air seni hewan yang terinfeksi hingga bisa menyebabkan kamatian.

Menurut laporan Dinas Kesehatan Jawa Tengah, sebagaimana banyak media beritakan, bahwa sebanyak 55 orang meninggal dunia karena di duga terinfeksi leptospirosis.

Pemicu penyakit adalah lingkungan yang kotor dan masuk musim penghujan. Maka sejumlah penyakit mulai muncul, salah satunya yang mengancam ialah leptospirosis.

Dari catatan Dinas Kesehatan Jawa Tengah (Jateng), leptospirosis telah terjadi pada 389 orang di tahun 2022 ini dan 55 di antaranya meninggal dunia.

Leptospirosis adalah jenis penyakit yang berasal dari lingkungan kotor, dari air kencing tikus yang bercampur dengan genangan air.

Air kotor yang terkena manusia kemudian masuk ke selaput lendir, hidung, mata, atau kulit yang luka dan lecet. Bakteri dari tikus pun masuk ke tubuh manusia.

Kepala Dinkes Jateng Yunita Dyah menjelaskan, dari bulan Januari – September 2022, ada 55 pasien leptospirosis telah meninggal dunia.

“Kalau sampai September ada 55 yang meninggal dunia, dan kasusnya 389 orang,” ujarnya sebagaimana Kawanpuan.com kutip pada Kamis (27/10).

Pasien tersebar di berbagai kota Jawa Tengah (Jateng), paling banyak di Klaten. Mengenai gejala yang timbul dari penyakit leptospirosis sebagai berikut.

Yunita kemudian menjelaskan gejala leptospirosis yaitu batuk, diare, menggigil, sakit kepala mendadak, demam tinggi, hilang nafsu makan, nyeri otot, mata merah dan iritasi.

Jika mengalami gejala tersebut, dihimbau untuk segera datang ke pusat kesehatan. “Gejalanya mirip demam berdarah, ciri khususnya pegal di betis” terangnya.

Cara Mencegah Leptospirosis

Untuk mencegah leptospirosis, masyarakat harus menjaga kebersihan lingkungan, selalu memperhatikan tempat menempatkan makanan dan minuman agar tidak terjamah tikus.

Tikus ialah hewan yang suka dengan lingkungan kotor, rutin membersihkan rumah terutama di musim hujan yang lembab ini bisa membuat tikus enggan tinggal.

Sebaliknya, lingkungan yang kotor akan membuat tikus senang berada di tempat tersebut. Maka untuk bisa mencegah leptospirosis, kebersihan lingkungan adalah kuncinya.

Masyarakat diminta untuk membersihkan rumah dan lingkungannya secara menyeluruh dan memberantas tikus yang ada.

“Imbauannya ya biasakan hidup bersih, sehat, jangan biarkan ada binatang pembawa penyakit berkeliaran, makanya jangan biasakan menempatkan makanan sembarangan yang bisa mengundang tikus” pungkasnya.

Jika meletakkan makanan atau minuman, beri penutup agar tidak terjamah tikus. Hentikan perkembang biakan tikus dengan membersihkan rumah dan lingkungan.

Tikus akan datang ke tempat sampah yang kemudian bisa mencemari lingkungan sekitarnya. Dengan menjaga kebersihan, lingkungan lebih sehat dan bebas tikus.

Selain mencegah tikus, lingkungan yang bersih juga mencegah perkembangan nyamuk. Oleh karena itu seluruh masyarakat harus menjaga kondisi lingkungan masing-masing.