FENOMENA VIRAL – Mabes Polri resmi periksa dua perusahaan Farmasi yang menjual obat sirup terpapar zat yang di duga sebagai pemicu gagal ginjal akut pada anak.
Polisi mengatakan pada Selasa (25/10), tim reserse kriminal sedang memeriksa dua perusahaan farmasi yang di duga melakukan tindak pidana dalam kasus kematian anak akibat gagal ginjal akut.
Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo mengungkapkan bahwa polisi sudah mendapatkan sampel dari Kementerian Kesehatan Indonesia berupa urine, darah, dan contoh obat.
“Kita sedang menunggu hasilnya dari Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Dittipidter) Bareskrim Polri,” kata Dedi sebagaimana melansir dari banyak pemberitaan media.
“Ini sedang kita dalami oleh laboratorium forensik. Kemudian tim penyidik dan tentunya akan komunikasi dengan Kementerian Kesehatan dan BPOM,” tambah Dedi.
Sebelumnya, kepala BPOM Penny K. Lukito melaporkan ada dua perusahaan Farmasi yang akan di pidana akibat indikasi etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) pada produknya.
Kedua perusahaan itu, kata Penny, bukan hanya mengedarkan produk obat sirup tercemar senyawa EG dan DEG, tapi juga di duga menjual produk mengakibatkan gagal ginjal akut.
“Ada indikasinya bahwa kandungan EG dan DEG di produknya itu tidak hanya sebagai konsentrasi kontaminan tapi sangat-sangat tinggi dan tentu saja sangat toksik,” jelasnya.
Sementara, Direktur Dittipidter Brigadir Jenderal Pipit Rismanto mengatakan pihaknya masih mendalami potensi dugaan pidana perusahaan farmasi dalam kasus ini.
Pipit belum dapat mengungkap nama dua perusahaan farmasi yang diperiksa terkait penggunaan EG dan DEG dengan konsentrasi melebihi ambang batas aman dalam produk obat siropnya.
“Sementara masih pendalaman Polri dan BPOM ya. Hasil pendalaman itu nanti akan kita simpulkan arahnya seperti apa dan penindakannya seperti apa,” kata Pipit.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril menjelaskan jumlah kasus gagal ginjal akut telah mencapai 255 kasus tersebar di 26 provinsi.
“Dengan jumlah 143 anak meninggal per Selasa. Tingkat kematiannya mencapai 56 persen,” ujar Syahril dalam konferensi pers di Jakarta.