Produksi Rokok Indonesia Turun, Ada Fenomena Apakah Ini?

Produksi Rokok Indonesia

FENOMENA VIRAL – Produksi rokok Indonesia melandai pada September 2022 sejalan dengan kenaikan inflasi. Produksi rokok pada September tercatat 28,04 miliar batang, turun 0,95% ketimbang bulan sebelumnya.

Produksi rokok memang naik 2,82% dibandingkan periode September 2021 (year on year/yoy). Namun, secara keseluruhan, produksi rokok pada Januari-September tahun ini jauh lebih sedikit dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Produksi rokok selama sembilan bulan pertama 2022 hanya tercatat 229,70 miliar batang. Jumlah tersebut anjlok 2,57% dibandingkan Januari-September 2021.

Secara nominal, produksi rokok pada tahun ini turun 6,07 miliar batang dibandingkan tahun lalu. Adapun rata-rata produksi bulanan rokok pada tahun ini tercatat 25,22 miliar batang, lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang tercatat 25,53 miliar batang.

Melandainya produksi rokok terjadi di tengah lonjakan inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS melaporkan inflasi pada September 2022 tercatat 1,17% (month to month/mtm).

Inflasi tersebut adalah yang tertinggi sejak Desember 2014 atau tujuh tahun sembilan bulan. Inflasi dipicu oleh kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi.

Selain kenaikan harga BBM, penyumbang kenaikan inflasi adalah rokok. Komoditas tersebut menyumbang inflasi sebesar 0,02% pada September.

Mandiri Spending Index menunjukkan laju inflasi menahan kenaikan belanja. Tingkat belanja di tiga minggu pasca kenaikan harga BBM sedikit lebih rendah dibanding sebelum kenaikan.

Mengutip laporan CNBC Indonesia, penurunan belanja terutama terjadi di kelas menengah ke bawah dan di luar barang kebutuhan utama.

“Salah satu pendorong perlambatan pertumbuhan belanja masyarakat karena beban dampak kenaikan BBM,” tulis Bank Mandiri dalam laporannya Consumer Updates: Cautious Consumers, Slowing down Spending.