FENOMENA VIRAL – Sejarah singkat Maulid Nabi yang Kawan Puan wajib tahu sebelum ikut merayakan atau memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Maulid Nabi Muhammad adalah salah satu momen penting peringatan keagamaan bagi umat muslim di Indonesia. Memahami sejarah singkat Maulid Nabi sangat penting.
Tujuan memahami sejarah singkat Maulid Nabi agar menumbuhkan rasa cinta kepada nabi yang bergelar Al Amin tersebut. Ada banyak tradisi untuk memperingati Maulid Nabi.
Hal ini tidak mengherankan karena ada banyak hikmah yang bisa di ambil dari peristiwa perayaan tersebut. Contoh kegiatan yang umumnya umat Islam lakukan seperti membaca sholawat.
Agar lebih memahami latar belakang perayaan Maulid Nabi, maka Kawan Puan bisa membaca artikel ini sampai tuntas agar mengetahui sejarah singkat Maulid Nabi.
Sejarah Singkat Maulid Nabi Muhammad
Maulid Nabi merupakan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai manusia paling mulia. Nabi Muhammad SAW merupakan keturunan pemuka kaum Quraisy, suku paling mulia di tanah Mekkah kala itu.
Nabi Muhammad lahir di Mekkah. Senin, 12 Rabiul Awal Tahun Gajah merupakan hari kelahirannya yang hingga kini masih di ingat oleh kaum Muslim di seluruh penjuru dunia.
Menurut Imam al-Suyuthi, raja pertama yang memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW adalah Raja Al-Mudhaffar Abu Sa`id Kukburi ibn Zainuddin Ali bin Baktakin (549 H – 630 H).
Tinggak tanggung-tanggung, raja ini merayakan Maulid Nabi dengan perayaan yang sangat meriah. Raja Al-Mudhaffar mengeluarkan sekitar 300.000 dinar untuk bersedekah di hari peringatan tersebut.
Misinya yaitu untuk memupuk semangat juang dengan bacaan syi’ir dan karya sastra yang mengisahkan kelahiran Rasulullah saw.
Menurut karangan Syeikh Al-Barzanji yang mengisahkan riwayat kelahiran Rasulullah SAW dalam bentuk prosa dan puisi. Karya yang sekarang lebih akrab di sebut Barzanji ini bahkan masih terus di baca.
Sejak saat itu, di masyarakat terdapat tradisi memperingati hari kelahiran Rasulullah di berbagai Negara yang penduduknya Islam.
Di kalangan pesantren Indonesia, para kiai memperingati Maulid Nabi dengan hanya membacakan sajak-sajak Barzanji tanpa di lengkapi dengan ceramah.
Kemudian, ada gagasan yang bertujuan untuk memanfaatkan tradisi maulid Rasulullah SAW sebagai media dakwah ajaran Islam di kalangan masyarakat.
Beberapa organisasi Islam juga telah memanfaatkan momentum ini untuk melakukan berbagai amalan kebajikan, seperti bakti sosial, santunan anak yatim dan fakir miskin.